Jumat, 24 Juni 2011

PEMBELAJARAN QUANTUM SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN Oleh : Siti Hodijah , S.Pd


BAB I
PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang
              Indonesia mestinya menjadi negara  yang makmur dan sejahtera, bukan malah sebaliknya menjadi negara yang terpuruk dan keterbelakangan  menghadapi masa depan dengan permasalahan merosotnya pendidikan di Indonesia dibandingkan negara-negara lain yang sedang berkembang, Penyebab utama krisis itu adalah rendahnya sumber daya manusia Indonesia itu  sendiri. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan diri dengan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai dengan kebutuhan, demikian halnya dalam sistem pendidikan di negara kita . Sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan .
            Salah satu komponen penting dari sitem pendidikan tersebut adalah kurikulum   dan model pembelajaran yang digunakan. Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara pendidikan. Beberapa tahun terahir kondisi  pendidikan memprihatinkan. Pertanyaan yang muncul , apakah setiap satuan pendidikan, pengelola dan penyelenggara pendidikan , guru serta kepala sekolah sudah menjadikan kurikulum sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya? Ataukah dari pihak guru yang kurang memahami langkah – langkah desain pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran? Tentu saja hal ini akan berakibat fatal terhadap hasil belajar peserta didik, terbukti mereka dihadapkan pada ujian nasional, mereka sering ketakutan peserta didiknya tidak bisa mengerjakan ujian  dan tidak lulus. Bisanya mereka saling menyalahkan dan mencari ” kambing hitam ” untuk menutupi kesalahannya. Lebih parah lagi, sebagian memutarbalikkan fakta menjalahkan aturan, hal inilah yang sering menghambat keberhasilan pendidikan.
               Pentingnya pendidikan bagi peserta didik untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dan keterampilan yang dimiliki . Untuk tercapainya tersebut diatas maka guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk membangkitkan mutu pendidikan Nasional. Permasalahan ini akan bermuara pada hubungan yang  kurang harmonis antara guru, kurikulum dan model pembelajaran . Guru hendaknya merancang pembelajaran dengan baik.. Sifat dan karakteristik guru yaitu : Kreatif, Profesionalitas dan menyenangkan merupakan salah satu kuncu keberhasilan pembelajaran.
                Untuk tercapainya suatu pembelajaran, maka guru haruslah memperhatikan kebutuhan peserta didik dengan berupaya mengacu pada kurikulum dan  dengan model desain pembelajaran quantum agar peserta didik belajar lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam pelaksanaan pembelajaran.
                Pendidikan di Indonesia selama ini belum mampu membangkitkan kemauan peserta didik untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat. Cukup banyak orang pandai dan terampil di Indonesia. Masalahnya bagimana agar mereka memiliki kemauan untuk memanfaatkan kepandaian dan keterampilannya untuk memecahkan permasalahan masyarakat dan bangsa khususnya dalam pembangunan pendidikan, dimana hal ini tidak lepas dari peranan guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan yang memiliki kemampuan professional untuk pembelajaran yang berkualitas.
Menyadari hal tersebut, maka sudah saatnya kita untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan yang akan datang dengan berupaya meningkatkan mutu pendidikan dengan melaksanakan pembelajaran secara maksimal, dengan mengacu pada kurikulum dan  menggunakan model desain pembelajaran  quantum teaching untuk memacu peserta didik agar tertarik dan bergairah dalam pelaksanaan pembelajaran mengingat guru sangat menentukan maju mundurnya pendidikan.

2.  Tujuan Masalah              
      a.     Untuk mengetahui pengertian , tujuan dan pengembangan kurikulun
      b.     Untuk mengetahui model desain  pembelajaran  quantum  teaching
      b.     Untuk mengetahui implemetasi  kurikulun dan model desain pembelajaran

3.   Rumusan Masalah
      a.     Apa pengertian, tujuan dan pengembangan kurikulum  ?
      b.     Bagaimana model desain pembelajaran quantum teaching ?  
      c.     Bagaimana implementasi kurikulum dan model desain pembelajaran  ?   



BAB II
PEMBAHASAN

1.   Pengertian ,  Tujuan dan Pengembangan Kurikulum
Secara terminologi, kurikulum  berarti program pendidikan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistemik atas norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan ( Dakir, 2004 : 3 )
Tujuan  kurikulum adalah mengulas tentang kedudukan kurikulum sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum merupakan seperangkat rencana ndan pengaturan mengenai tjuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Ada 4 bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi, strategi pembelajaran, dan evaluasi. Ke-4 bagian/komponen penting kurikulum ini saling berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai perilaku yang diinginkan/dicita-citakan oleh tujuan pendidikan nasional.
Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula dalam memilih isi/materi yang harus dikuasai, strategi yang akan digunakan serta bentuk dan alat evaluasi yang tepat untuk mengukur ketercapaian kurikulum. Hierarki perumusan tujuan kurikulum dimulai dari tujuan umum pendidikan, kemudian tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.
Materi/isi kurikulum menurut Saylor dan Alexander adalah fakta-fakta, observasi, data, persepsi, penginderaan, pemecahan masalah yang berasal dari pikiran manusia dan pengalamannya yang diatur dan diorganisasikan dalam bentuk konsep, generalisasi, prinsip, dan pemecahan masalah.
Strategi pembelajaran berkaitan dengan bagaimana menyampaikan isi/materi kurikulum agar tujuan tercapai dan komponen evaluasi kurikulum adalah untuk menilai apakah tujuan kurikulum telah tercapai. Hasil dari evaluasi kurikulum adalah berupa umpan balik apakah kurikulum ini akan direvisi atau tidak.
            Kurikulum adalah apa yang akan diajarkan sedangkan pembelajaran adalah bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan. Menurut McDonald & Leeper kegiatan kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan melaksanakan rencana tersebut. Kurikulum dan pembelajaran pada dasarnya merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih besar, yaitu sistem persekolahan. Kurikulum dan pembelajaran adalah dua sistem yang saling terkait satu sama lain secara terus-menerus dalam suatu siklus.
           Pendidikan, kurikulum dan pengajaran merupakan tiga konsep yang harus dipahami dahulu, sebelum membahas pengembangan kurikulum. Sebab, pendidikan, kurikulum, pengajaran saling berhubungan didalam tiga aspek tersebut. Pendidikan bertujuan untuk menggali potensi-potensi tersebut menjadi aktual. Pendidikan merupakan alat untuk memberikan rangsangan agar potensi-potensi manusia dapat berkembang optimal. Dalam hal ini pendidikan sering diartikan sebagai upaya manusia untuk memanusiakan manusia.
  Menurut Gagne dan Briggs pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang untuk mempengaruhi proses belajar dalam diri siswa. Menurut Gredler proses perubahan sikap dan tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu lingkungan buatan dan sangat sedikit bergantung pada situasi alami, ini artinya agar proses belajar siswa berlangsung optimal guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Proses menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ini disebut pembelajaran.
          Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang ada dalam studi kurikulum, yaitu sebagai alat untuk membantu guru melakukan tugasnya menyampaikan pembelajaran yang menarik minat siswa. Kegiatan pengembangan kurikulum ini perlu dilakukan untuk menghadapi dan mengantisipasi keadaan berikut, yaitu merespons perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan sosial di luar sistem pendidikan, memenuhi kebutuhan siswa dan merespons kemajuan-kemajuan dalam pendidikan. Masalah yang ada dalam proses pengembangan kurikulum biasanya berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana memilih materi yang diajarkan, apa yang harus dilakukan bila ada pandangan yang bertolak belakang dengan pengembang dan bagaimana menerapkan kurikulum secara meyakinkan.
         Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah landasan, juga harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Secara umum prinsip-prinsip pengembangan kurikulum meliputi prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, serta efisiensi dan efektivitas.
         Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan, isi, strategi, dan evaluasi. Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran anta rberbagai jenis dan jenjang sekolah serta antar tingkatan kelas. Prinsip efisiensi dan efektivitas berkenaan dengan pendayagunaan semua sumber secara optimal untuk mencapai hasil yang optimal.
             Ada beberapa langkah dalam pengembangan kurikulum, yaitu analisis dan diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi. Analisis dan diagnosis kebutuhan dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu: kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah. Adapun caranya dapat dilakukan melalui survei kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis tugas.
Langkah pengembangan kurikulum selanjutnya setelah seperangkat kebutuhan tersusun adalah perumusan tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar, serta pengembangan alat evaluasi. 
2.   Model Desain Pembelajaran Quantum Teaching
Pembelajaran desain quantum Teching  adalah fenomena yang kompleks dan segala sesuatunya dapat mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran. Dalam proses pembelajaran yang kita lakukan hendaknya berorkesra menyenangkan, dinamis yang tidak bisa dilupakan oleh siswa seumur hidupnya, membuat siswa merasa aman , nyaman tertantang, dimengerti dan dirayakan dengan tujuan membangun hubungan, mengakui proses belajar mengajar dan membuat rasa keingintahuan siswa serta merasakan kebanggaan pemberdayaan kegembiraan dalam belajar seumur hidup.
Quantum teaching merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan sekitar momen belajar yang mencakup unsur-unsur belajar efektif yng mempengaruhi kesuksesan siswa mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Pembelajaran quantum teaching berpedoman pada asas dan  konsep ” Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka ”. Artinya dalam mengajar kita harus membangun jembatan autentik memasuki dunia siswa dengan cara apa yang kita ajarkan dikaitkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang dibawa dari rumah, sosial, atletik, musik seni, rekreasi daatau akademis mereka, setelah kaitan tersebut tercipta, kita dapat membawa mereka ke dunia kita dan memberikan mereka pemahaman kita mengenai materi yang akan kita sampaikan. Quantum teaching memiliki 5 prinsip atau kebenaran tetap yang saling mempengaruhi seluruh aspek quantum teaching yaitu : Segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, mengakui setiap usaha , jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.
                  Ada dua seksi utama dalam quantum teaching , yaitu : konteks dan isi. Dalam konteks, menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah  suasana yang menberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yng mendukung dan rancangan belajar yang dinamis. Dalam seksi isi akan menemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun dan strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang dipelajari misalnya : Penyajian yang prima, fasilitasi yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, keterampilan hidup.
            Cara mengorkestrasi suasana yang menggairahkan dengan  kekuatan niat terpendam, jalinan rasa simpati dan saling pengertian, keriangan dan ketakjuban, pengambilan resiko, rasa saling memiliki dan keteladanan.
Membangun hubungan dan keamanan memerlukan  niat, kasih sayang dan resiko dari guru. Cara quantum teaching menyarankan bahwa dari hari pertama, kita keluar dari balik isi dan kebijakan kita, dan mulailah mengenal para siswa  dan membina hubungan dengan mereka. Hal yang merupakan bagian dari menciptakan suasana yang terbuka dan efektif.
            Untuk menarik keterlibatan siswa, guru harus membangun hubungan, yaitu : dengan menjalin rasa simpati dan saling pengertian. Hubungan akan membangun jembatan menuju kehidupan yang menggairahkan siswa, membuka jalan memasuki dunia baru mereka, berbagi kesuksesan puncak mereka dan berbicara dengan bahasa hati mereka. Membina hubungan bisa memudahkan guru dan siswa dalam pengelolaan kelas, memperpanjang waktu fokus dan meningkatkan kegembiraan. Karena adanya hubungan yang baik dengan siswa , hal yang  semula adalah perang kedisiplinan berubah menjadi musyawarah untuk mencapai komitmen atau kesepakatan.
            Keceriaan dan ketakjuban  akan lebih menyenangkan. Suasana kegembiraan dalam pembelajaran membuat siswa siap belajar dengan lebih mudah, dan bahkan dapat mengubah sikap negatif. Guru dapat mengakui setiap usaha, menerima pengakuan membuat siswa merasa bangga, percaya diri dan bahagia serta membuat  kemampuan siswa akan meningkat . Belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko dan menggairahkan. Belum ada ” aku tahu ” disana. Kesalahan, kreatiitas, potensi dan ketakjuban akan mengisi ruang tersebut. Mengadakan  perayaan  bagi siswa akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri.  Perayaan akan mengajarkan kepada mereka mengenai motivasi yang hakiki tanpa insentif ”. Siswa akan menanti  kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekedar mencapai tujuan nilai tertentu. Perayaan membangun keinginan untuk sukses. Beberapa perayaan menyenangkan  yang bisa kita gunakan : Tepuk tangan, Hore! Hore! Hore !, Wusss, jentikan jari, poster umum, cacatan pribadi, persekongkolan, kejutan, pengakuan kekuatan dan lain-lain.
Memasuki unsur resiko kedalam situasi akan membangkitkan kesukaan bertualang alami dari pelajar yang akan membawa  siswa melampaui batas mereka sebelumnya dan  menambah dampak pengalaman siswa. Jika seorang guru membangun rasa  saling memiliki, maka dia juga menyingkirkan ancaman, mengizinkan otak siswa untuk bersantai, emosi mereka untuk terlibat dan proses belajar memuncak. Rasa saling memiliki menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan dan dukungan dalam belajara. Rasa ini juga mempercepat proses mengajara dan meningkatkan kepemilikan pelajar.
Keteladanan membangun hubungan, memperbaiki kredibiitas dan meningkatkan pengaruh. Sesuai kata pepatah ” Tindakan berbicara lebih keras dari pada kata-kata,” kami butuh bukti bukan janji, ”dan praktekkan apa yang kau khutbahkan,”  Semuanya mengacu pada keteladanan ( modeling ).
            Pada proses pembelajaran , penggunaan gambar / alat peraga akan  lebih berarti daripada seribu kata dan akana terjadi hal yang menakjubkan dan bukan hanya merupakan salah satu cara untuk merangsang modalitas visual tetapi secara harfiah juga menyalakan jalur saraf dengan mempertimbangkan unsur pandangan keliling dan kaitan mata otak.
            Seorang quantum teacher mengorkestrasi pembelajaran dengan  modalitas dan gaya para pelajarnya. Quantum teacher mengajarkan keterampilan hidup di tengah-tengah keterampilan akademis, mencetak atribut mental / fisik / spiritual para siswanya. Quantum teacher mendahulukan interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitas interaksi antar pelajar, antara pelajar dan guru dan pelajar dan kurikulum.
   Srategi yang luwes untuk memfasilitasi akan memudahkan siswa belajar, mulai dari benak kegiatan membantu membungkus dan menyampaikan harapan. Fasilitasi merupakan seni dan ilmu kita untuk memaksimalkan saat belajar bersama siswa dengan cara masuk kedalam kepala dan hati mereka kemudian membuka dan menjelajahi cara mereka menyajikan dan memahami apa yang mereka pelajari. Fasilitasi  ini yang akan membawa kita melampaui penyebaran informasi menuju penciptaan ilmu pengetahuan dan pembentukan kehidupan. Modal kesuksesan menyediakan pedoman untuk mempersiapkan siswa mencapai kesuksesan yang lebih besar. Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
     Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan diadakannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha . Dalam proses pembelajaran tersebut, guru mempunyai peranan sebagai ”tukang bersih sungai ” agar air dapat mengalir bebas hambatan,  dalam arti guru  mengajar dengan ketulusan hati, kesetiaan, kesabaran, cinta , suka cita, improvisasi dan pengendalian diri dalam pembelajaran berlangsung. Guru membantu siswa mengatasi permasalahan yang dapat mengganggu kelancaran dalam pembelajaran.
Model Pembelajaran Quantun teaching merupakan bagian dari pembelajaran konsruktivistik yang mengedepankan aktivitas belajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Segala pengetahuan yang didapat berangkat dari permasalahan dan pengalaman  yang dialami oleh siswa sendiri, sehingga bebar-benar bermakna bagi siswa. Pembelajaran Quantum akan menghasilkan siswa yang sejahtera dengan menggunakan orkestra belajar dan mengajar yang bersandar pada konsep ” Bawalah dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka ”.  Orkestra belajar mengajar quantum ibarat ” berlayar di laut lepas tanpa batas”, yakni :
Bebas                       :  Murid yang mempunyai peranan memegang kendali tentang materi
                                    apa    yang  akan dipelajari         .
Santai                       :  Kondisi otak yang paling baik adalah dalam kondisi sadar dan
                                 santai
Takjub                   :  Dalam setiap perjalanannya akan menuai hal baru yang menakjubkan
                                 sehinnga tidak akan menimbulkan kebosanan.
Menyenangkan      :  Pembelajaran bebas dari tekanan dan ancaman sehinggapembelajaran
                                 terasa indah ,memberikan rasa aman , nyaman serta dapat meningkatkan motivasi belajar yang tinggi pada siswa.
Menggairahkan     :  Pembelajaran berlangsung  membangkitakan minat dan kreativitas

3.   Implementasi Kurikulum dan Model Desain Pembelajaran   Quantum  di Sekolah

                      Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi dan bahan pelajaran yang dapat menghantarkan  peserta didik  memiliki kompetensi dalam berbagai bidang kehidupan. Guru mempunyai peranan yang sangat penting , baik dalam perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum. Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar siswa dalam kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas. Hasil penilaian akan sangat membantu pengembangan kurikulum untuk memahami hambatan-hambatan dalam implementasi kurikulum dan dapat mencari cara untuk mengoptimalkan kegiatan guru. Sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung , guru mempersiapkan perangkat pembelajaran dan memilih model desain pembelajaran yang sesuai. Quantum teaching merupakan salah satu upaya guru dalam mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran agar berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan.
                     Pembelajaran menyenangkan merupakan dambaan dari setiap peserta didik, karena proses belajar yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi belajar yang tinggi bagi siswa guna menghasilkan produk  belajar yang berkualitas.
                     Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan diadakannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relativ lama dan karena adanya usaha.                                                 
Sejalan dengan adanya reformasi  pendidikan, dan diberlakukannya  kurikulum KTSP , maka merubah pandangan saya tentang peranan guru dalam pembelajaran. Peran guru sebagai ujung tombak  keberhasilan pendidikan memiliki kemampuan profesional untuk pembelajaran yang berkualitas. Guru adalah seorang pendidik, pelatih. Pembimbing dan pimpinan yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif didalam kelas.
Untuk menjadikan guru seorang yang penting, setidaknya saya harus memiliki sifat dan karakteristik guru,yaitu : kreatif, profesional dan menyenangkan . Saya menyadari sepenuhnya bahwa untuk menjadi guru  profesional tidaklah mudah. Saya  harus kreatif memilah dan memilih model pembelajaran serta mampu mengembangkan materi standar kompetensi, Profesional membentuk kompetensi peserta didik menyenangkan bukan saja bagi dirinya artinya belajar dan pembelajaran harus menjadi makanan pokok sehari-hari , harus dicintai agar dapat membentuk dan membangkitkan rasa cinta dan gairah belajar bagi peserta didik.
                     Berkaitan dengan peranan guru untuk mencapai  keberhasilan dalam proses belajar mengajar, Oleh karena itu, saya mencoba mengembangkan sistem dan model pembelajaran konsruktivisme dengan model desain pembelajaran quantum yang mengedepankan aktivitas dan kreatifitas peserta didik di kelas ( students active learning ) yang dapat merangsang keterlibatan aktif peserta didik dan mengurangi hegenoni guru di kelas. Saya memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik di kelas, sehingga tidak ada beban bagi peserta didik untuk melakukan proses pembelajaran. Dengan model desain pembelajaran quantum  yang saya lakukan serta didukung adanya media pembelajaran , ternyata peserta didik mulai antusias mengikuti pembelajaran. Kebiasaan saya sebelum memulai pembelajaran dengan mengadakan apersepsi berupa pertanyaan dapat respon baik dari peserta didik dan post test yang saya berikan setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui  seberapa materi dapat diserap oleh peserta didik hasilnyapun cukup memuaskan. Saya mulai optimis, nantinya pembelajaran akan berhasil sesuai dengan apa yang saya harapkan .           
                      Dalam konteks pelaksanaan pembelajaran terdapat berrmacam-macam model pembelajaran seperti: model pembelajaran konstruktivisme,  kontektual, model tematik, pakem, kontektual, Quantum learning . Setiap pembelajaran saya memilih model pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan berupaya agar materi dapat diterima peserta didik dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Sehingga diharapkan nantinya peserta didik merasa cinta dan bergairah dalam pembelajaran.
                     Sebelum memulai pelaksanaan pembelajaran ,Saya mempersiapkan perangkat pembelajaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.seperti: Kurikulum, silabus, program semester ( promis) dan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP).
                     Rencana pelaksanaa pembelajaran ( RPP) merupakan rencana pembelajaran yang disusun setiap kali tatap muka  sebagai acuan untuk mengetahui penguasaan materi pada siswa yang didalamnya terdapat kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi pokok yang akan diajarkan, model dan metode pembelajaran, alat/ sumber/ sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Tentunya dalam pembuatan RPP berpedoman pada kurikulum yang ada. 
                      Dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan langkah – langkah dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya, maka pembelajaran menjadi sangat efektif,  saya dapat mengukur penguasaan materi yang disampaikan pada siswa , sedangkan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan menyenangkan tanpa adanya suatu tekanan karena guru menggunakan strategi, model  pembelajaran yang sesuai.
                    Kebehasilan peserta didik dalam suatu pembelajaran  merupakan dambaan, kebanggan dan kepuasan  yang tidak ternilai harganya bagi seorang guru. Hal ini terlihat dalam keberhasilan peserta didik dalam mengikuti perlombaan pendidikan ( berhasil dalam lomba olempiade), apalagi tujuan pendidikan adalah mencetak peserta didik yang unggul, kompetitif dan koperatif. Guru, siswa, orang tua, sarana dan prasarana yang saling mendukung menunjang keberhasilan pendidikan.























BAB III
PENUTUP



1).    Kesimpulan

                      Pada prinsipnya kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, sedangkan  proses pembelajaran merupakan proses pengembangan keseluruhan setiap kepribadian khususnya mengenai aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman.
                     Dalam konteks pelaksanaan pembelajaran terdapat berrmacam-macam model pembelajaran seperti: model pembelajaran konstruktivisme,  kontektual, model tematik, pakem, kontektual, Quantum learning .Setiap pembelajaran saya memilih model pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan berupaya agar materi dapat diterima peserta didik dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Sehingga diharapkan nantinya peserta didik merasa cinta dan bergairah dalam pembelajaran.
                     Sebelum memulai pelaksanaan pembelajaran ,Saya mempersiapkan perangkat pembelajaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.seperti: Kurikulum, silabus, program semester ( promis) dan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP). Dengan tujuan mencetak peserta didik yang unggul, kompetitif dan koperatif sesuai tujuan pendidikan nasional.

2).    Saran

          Permasalahan pokok yang menghambat pendidikan di Indonesia bukanlah faktor seringnya pergantian kurikulum saja, tetapi model desain pembelajaran menentukan beberhasilan pembelajaran . Untuk itu sebelum  pembelajaran berlangsung , guru hendaknya  mempersiapkan  perangkat pembelajaran dan berupaya memanfaatkan media pembelajaran sebagai pendukung agar merangsang dan mendorong peserta didik untuk mampu melibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar di kelas,dan membangkitkan rasa cinta peserta didik pada pendidikan. Dengan memperhatikan strategi belajar yang bervariasi , maka akan menghindari kejenuhan dalam belajar dan pembelajaran menjadi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA




           BMPM,Panduan Pembelajaran, (Bandung: PT. Hak Cipta,2005),
           Cet,ke1,h .5


          Qomar Hamalik, Pendidikan geru berdasarkan pendekatan kompetensi,
          ( Jakarta:PT. Bumi  Aksara,2006),cet,ke-4, h.27

     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar