Jumat, 24 Juni 2011

MEDIA PENDIDIKAN DIPERLUKAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh : Siti Hodijah, S.Pd


1.   Pengertian Media Pendidikan
  
Media  pendidikan merupakan sarana yang dapat dimanipulasikan, didengar, dilihat dan dibaca untuk membantu kelancaran pelaksanaan  penbelajaran untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap . Jelasnya , media mempunyai peranan yang penting dan sangat mendukung serta membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa,  baik secara individu maupun secara klasikal.
 Media pendidikan digunakan dengan istilah alat bantu atau media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh hamalik ( 1986 ) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil maksimal apabila penggunaan alat bantu yang disebut media komunikasi. Sementara itu, Gagne dan Briggs ( 1975) secara implicit mengatakan bahwa media pendidikan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi isi materi pembelajaran yang terdiri dari : Buku, tape recorder, kaset, video kamera, vodio recorder, film, slide (gambar bingkai),  foto,gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dilain pihak, National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca.
                                
2.   Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran
Menurut Bruner ( 1966:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung ( enactive), pengalaman pictorial/ gambar ( iconic), dan pengalaman abstrak ( symbolic). Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata “ simpul”dipahami dengan langsung membuat “ simpul ”. Pada tingkatan kedua yang diberi label iconic ( artinya gambar atau image ), kata “ simpul ” dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau film. Miskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat “ simpul “ mereka memahaminya dari gambar, lukisan, foto atau film. Selanjutnya, pada tingkatan simbol, siswa membaca atau mendengar kata “ simpul “ dan mencoba mencocokkannya dengan pengalamannya membuat “ simpul ” . Ketiga tingkat pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman ( pengetahuan., keterampilan atau sikap) yang baru.
  Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar seperti itu digambarkan oleh Dale ( 1969 ) sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat menguasainya disebut pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan kedalam simbol-simbol tertentu ( encoding ) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan ( decoding).
 Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam pembelajaran adalah Dale’s Cone of Experience ( Kerucut Pengalaman Dale (Dale: 1969). Pada awalnya media hanya sebagai alat bantu dalam pembelajaran yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi sederhana, konkrit serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat memberikan berfungsi untuk mempertinggi daya serap dan resensi anak terhadap materi pembelajaran.
                Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal yang paling kongkrit sampai kepada hal-hal yang dianggap abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut diikuti secara luas oleh kalangan pendidik dalam menentukan alat bantu apa seharusnya yang sesuai untuk pengalaman belajar tertentu.
                      Uraian diatas memberikan petunjuk bahwa agar pembelajaran dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk menampilkan rangsangan ( stimulus ) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima adan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut diterima dan menyerap dengan mudah serta baik dalam bentuk pesan dalam materi yang disajikan.      



3.  Guru dan Media Pembelajaran
  Sistem pendidikan menuntut faktor dan kondisi yang baik berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan tehnologi modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok yang cukup mendasar adalah sejauh mana kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan penggunaan media pembelajaran disekolah secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. Semakin maju perkembangan dan ekslarasi tehnologi modern, maka semakin besar dan berat tantangan yang dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar disekolah.
                      Agar seorang guru dalam menggunakan media pembelajaran yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran . Pengetahuan tersebut menurut Qomar Hamalik, 1995: 16) yang meliputi : (1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses pembelajaran (2) Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan (3) Penggunaan media dalam pembelajaran (4) Hubungan antara metode mengajar dengan media pembelajaran (5) Nilai dan manfaat pendidikan (6) Memilih dan menggunakan media pendidikan ( 7 ) Mengetahui berbagai jenis alat dan tehnik media pendidikan (8) Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan ( 9) Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan.
                       Berkenaan dengan  pemilihan dan penggunaan media pembelajaran, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media dalam proses pembelajaran, yakni : (1)  Memilih media yang telah tersedia dipasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran (2) Memilih media berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pembelajaran yang hendak disampaikan.
                        Berdasarkan penggunaan media dalam pembelajaran diatas , penulis  dapat menilai  dari segi kebutuhannya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pembelajaran.

4.  Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
                 Dalam satu proses pembelajaran, ada dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode pembelajaran yang sesuai tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, miskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Miskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Levie & Lents ( 1982 ) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu ( a )  fungsi atensi : media  visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pembelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pembelajaran atau materi pembelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan (b) fungsi afektif : media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras  (c) fungsi kognitif : media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar (d) fungsi kompensatoris : media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pembelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton ( 1985: 28 ), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu : (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) Menyajikan informasi, (3) memberi intruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan dengan tehnik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak ( turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material ). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.
                Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan  sekelompok siswa. Isi dan penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula  berbentuk hiburan, drama atau tehnik motivasi. Ketika mendengar dan menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/ kurang senang, netral atau senang.
                Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Disamping menyenangkan, media pengajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
                 Dale ( 1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru dan siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar dapat terealisasi manfaat berikut : (1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas, (2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa,(3) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan serta minat siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa., (4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman dalam belajar siswa. (5) Membuat hasil lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa, (6) Mendorong pemanfaatn yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar, (7) Memberikan umpan balik yang diperlukan dan dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajarai, (8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan, (9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat,( 10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.
Sudjana & Rivai ( 1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu : (1) Pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran (4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan dan lain-lain.
                       Sementara Encyclopedia of Education Research dalam Hamalik ( 1994:15) merinci manfaat media pembelajaran sebagai berikut : (1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme, (2) Memperbesar perhatian siswa (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pembelajaran lebih mantap (4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa, (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup, (6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa, (7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
                       Para ahli juga sepakat bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada dua alasan, mengapa media pembelajaran berkenaan dengan manfaat media pembelajaran , antara lain : ( 1 ) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran dengan baik. ( 2 ) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melaui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran ( 3 ) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti : mengamati, melakukan, mendemontrasikan dan lain-lain ( 4 ) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
                       Alasan mengapa penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dan berpikir kongkrit menuju pada berpikir abstrak, dimulai dari berpikir sederhana menuju berpikir kompleks. Penggunan media pembelajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut sebab melalui media pembelajaran, hal-hal yang abstrak dapat dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
                       Sebagai contoh penggunaan peta atau globe dalam pembelajaran ilmu social. Pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengkongkritan dari konsep giografis, sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud yang jelas dan nyata. Demikian pula penggunaan diagram yang melukiskan hubungan dan alur-alur terjadinya bel listrik atau bunyi radio merupakan gambaran dan penyederhanaan konsep berpikir abstrak dalam wujud yang mudah dipelajari oleh para siswa.
   Berdasarkan hal tersebut diatas jelaslah  bahwa penggunaan media pembelajaran sangat penting membantu dalam upaya mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Oleh sebab itu guru harus mempunyai keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran. Disamping itu perlu dilakukan latihan-latihan praktek yang kontinyu dan sistematis, baik dalam bidang pre-service maupun in-service training.

5.  Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas, maka  media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan suatu informasi yang bertujuan. membangun kondisi dan membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.  Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran maka media tersebut disebut media pembelajaran
                        Sebagai bagian dari sumber belajar, media harus dimanfaatkan secara maksimal untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Guru bukanlah satu- satunya  sumber belajar bagi siswa. Peran guru yang terpenting adalah mengupayakan agar setiap siswanya dapat berinteraksi  sebaik mungkin  dengan sumber belajar.   Pemanfaatan media pada dasrnya dimaksudkan untuk membantu agar kegiatan pembelajaran lebih efektif mencapai tujuan yang efisien dalam hal tenaga, waktu dan biaya  , merangsang siswa dan membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan pembelajaran dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa untuk belajar.
Media pembelajaran  bukan sekedar berfungsi sebagai alat bantu  dalam pembelajaran, melainkan media itu sendiri juga dapat memerankan fungsi sebagai penyampai pesan belajar. Dengan begitu, tidak semua informasi pembelajaran harus disajikan oleh guru. Apalagi guru bukanlah pusat sumber belajar yang serba bisa dan tahu tentang  segala informasi. Untuk itu setiap kali menjalankan perannya  sebagai pengajar, guru membutuhkan media, Dalam pembelajaran, media membantu memerankan sebagian tugas kita untuk menyajikan informasi belajar.
Dipihak lain, media hanya sebuah alat. Dibalik alat itu adalah guru yang tetap memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran. Bagaimanapun, proses pembelajaran membutuhkan “  sentuhan manusiawi “ yang tidak bisa diperankan oleh media manapun. Secanggih apapun media itu, pasti memiliki kelemahan. Media ibarat sebuah ” kereta ” yang efektifitasnya sangat tergantung pada pengendaranya.Tugas guru adalah memberdayakan kereta itu, sehingga kita mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan peranan media pembelajaran, kita antarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa , baik secara individu maupun secara klasikal.
Harapan penulis, dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran , hendaknya tenaga pengajar  ( guru ) sebagai ujung tombak tercapainya pendidikan di negara kita lebih berupaya memanfaatkan media   secara efektif dan efisien    dalam setiap proses pembelajaran  ,  sehingga  nantinya  akan menghasilkan sumber daya manusia yang kompetitif, kreatif , mandiri dan handal sesuai tujuan pendidikan nasional serta mampu bersaing dengan negara – negara yang maju di dunia.







DAFTAR PUSTAKA


AECT ( Association of Education and Communication Tehnology, 1977)

Anthony, 1963: 96 “  Bahkan Richards dan Rodgers “( 1982: 154 )

Anthony, E.M 1963: 96  approach, “ Methode  and Technique  ” in English Language Teaching 63-67

Bruner ( 1966:10-11)” Toward a Theory of Instukction” . Cambridge: Harvard University

Dale ( 1969:180)  Audiovisual Methos in teaching ( Third Edition )” . New York: The Dryden Press, Holt, Rineharrt and Winston, Inc.

Drs. M. Basyiruddin Usman, M.Pd dan Prof. Dr. H. Asnawir “ Media Pembelajaran”,
( 2002;14 )                         

Gagne dan Briggs ( 1975) Instructional Technology: Foundations. Hillsddale: Lawrence Erlmaun Assciates, Publishers.

Hamalik, 1994: 6 “  Media Pendidikan”  ( Cetakan ke -7). Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti

Hamalik 1994:15 Encyclopedia of Education Research ). Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti

Hamalik ( 1986 ) “ Media Pembelajaran” , Penerbit Allumni, Bandung .

Heinich , R, Molenda, M. dan Russell, J.D. ( 1982 ) .”  Intructional Media and The New Technologies of Intruction” . New York: John Wiley & Sons

Hamidjojo dalam Latuheru, D.j.  ( 1993 ) Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Kini. Ujung Pandang : Penerbit IKIP Ujung Pandang.

Kemp & Dayton ( 1985: 28 ), Planing dan Procing Intructional Media ( Fifth Edition). New York: Harper & Row, Publishers

Hamalik ( 1986 ) “ Media Pembelajaran” , Penerbit Allumni, Bandung .

Kemp & Dayton ( 1985: 28 ), Planing dan producing Intructioanl Media ( (Fith Edition) . New York: Happer & Row, Publishers.

Levie & Levie ( 1975)   Pictorial Memory Processes. AVCR Vol. 23. No.1 Spring .
pp.81-97

Paivio , A. ( 1971) “ a Dual Coding Approach to Perception and Cognitian”. In Pick,

Herb dan Elliit Saltzman (Eds) Modes of Perceiving and Processing Information. Pp. 39-52. New  York: Halssted Press /John Wiley.

Sudjana & Rivai ( 1992:2) “ Media Pengajaran”. Bandung : Penerbit C.V. Sinar Baru Bandung.

Webstar, Merriam. ( 1983:105) ,Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary, Merriam- Webster Inc.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar